Sabtu, 18 Desember 2010

Lembah Kelam dan Puncak Terang

Aku takut...
Rencana-rencanaku mulai menuntut
Otot hatiku semakin ciut
Tubuhku mulai kusut dan berbau kecut
Kulitku terlihat mengerut
Adakah pilihan selain menurut?

Tuhan...
Engkau mendengarku dalam tangisan
Tak terhitung berapa kali Engkau berpesan
Jelas dan lantang Kau ucap: "Jangan!"
Seakan tuli aku terus berjalan
Hingga sesal menjadi kado yang sepadan

Sekarang...
Setelah semua terang, aku tak mau bebal terulang
Barisan panjang goda tetap mengundang
Bagaimana aku tidak bimbang?
...masih kutemukan tanganku erat Tuhan pegang
Sambil menatapku dengan tenang
KataNya: "Jangan gamang, Aku tetap sayang...
Percaya saja pada apa yang Aku rancang!"

Seketika hatiku teduh
Menikmati jiwaku Ia basuh
Entah sudah berapa lama tanganNya merengkuh
Terlalu jauh jalan serong aku tempuh
Untuk tahu Dia selalu mengasuh
Sudah cukup semua riuh dan gemuruh
Kini aku tahu Dia yang aku butuh
Di dalamNya aku penuh dan teguh
Tidak ada lagi tidak acuh
Dan, jawabku: "Iya Tuhan, aku mau patuh!"


Jumat, 17 Desember 2010

Jeritan Hati

Tuhan... aku mulai capek
Aku tidak sangka daya tahanku pendek
Hasratku mulai melembek
Seiring aku sering mendapati diri termehek-mehek

Tuhan... aku tidak mau terus diejek
Karena aku tahu aku tidak jelek
Mungkin memang nyaliku cetek
Tapi mimpiku adalah bersamanya sampai habis masa kakek nenek

Tuhan... aku mohon kisah ini tidak Kau robek
Aku janji akan berjaga-jaga dan terus melek
Janjiku kali ini bukan janji ecek-ecek
Karena aku tahu Engkau bukan Tuhan yang cuek

Selasa, 14 Desember 2010

Kebutuhan Zaman

Apa yang dibutuhkan zaman ini bukanlah seorang jenius sebab jenius sudah cukup banyak. Yang dibutuhkan adalah martir, yang rela taat hingga mati untuk mengajarkan manusia agar taat hingga mati.

Apa yang dibutuhkan zaman ini adalah kebangkitan. Dan karena itu suatu hari kelak, bukan hanya tulisan-tulisan saya tetapi juga seluruh hidup saya, seluruh misteri yang membangkitkan tanda tanya tentang mesin ini akan dipelajari dan dipelajari terus.

Saya tidak akan pernah melupakan bagaimana Tuhan menolong saya dan karena itu adalah harapan saya terakhir bahwa segala sesuatunya adalah untuk kemuliaan-Nya

—Søren Kierkegaard, Journals (20 November 1847)

Sabtu, 04 Desember 2010

Jangan Teruskan!

Cukup!
Berhenti!
Jangan Teruskan!

Tanda seru seperti apa lagi yang harus aku keluarkan hanya untuk menghentikan ketidakpatutan ini?
Bahasa manusia mana yang paling tepat untuk mengakhiri permainan terkutuk ini?

Seram!
Ngeri!
Takut aku pada apa yang menanti di depan jika ini diteruskan...

Selamatkan Aku!

Nikmat sementara yang tidak sebanding dengan nikmat kekal
telah aku pilih karena kedegilan dan kedunguan pikirku.
Akibat kekal yang disebabkan alasan sementara
tidak digubris oleh otakku yang beku karena dosa
Menatap kosong pada langit, berharap akan kekuatan di atasku
yang bisa menusuk dan menghabisiku sekarang juga,
yang bisa menusuk dan melepaskan aku sekarang juga!